kenapa judulnya tringgiling? bukan, saya ga mau bahas tentang hewan yang bisa ngegiling itu, eh bukannya tringgiling ngegulung? kalau yang ngegulung apa yah? trunggulung? ah udah ah ga usah dibahas, ntar pada jadi trenggeleng lagi bacanya.
tringgiling itu nama desa. aslinya sih Peusing, yang konon katanya berarti tringgiling. entah kenapa dikasih nama gitu. jadi Peusing itu nama desa tempat saya mengamalkan ilmu yang saya dapat selama kuliah, intinya tempat untuk mengamalkan ilmu yang saya punya kepada masyarakat awam (cieee sok gitu kan, padahal kerjanya cuman tidur-makan-tidur-maen-tidur-tidur). jadi inti dari intinya tempat saya KKN.
desa kita
tau kan singkatan KKN itu apa? iya, Kuliah Kerja Nyata. jadi sambil kuliah sambil kerja sambil nyata, lho? dapet temen baru, pasti. ada sekitar 30 orang temen baru, cuman satu temen lama. si nico atau yang biasa saya panggil agan, gara-gara kaskus yang artinya juragan. entah dia itu juragan apa, juragan minyak mungkin, minyak angin. temen barunya; Buri Buri Zaemon (Argita Julianty), si B.A.E.K aka Catot aka Unyil (Nurul Hamidah), sixpack aka pak ReTe (Imam Syawaludin), si PaCo 'Padang-Coret' (Dico Novarindo), dan lain-lain. maaf temen-temen yang ga kesebut. soalnya cape juga harus ngetik nama 30 orang. di post kali ini saya ga bahas kalian. nanti aja di post berikutnya. saya bahas lengkap dengan kelakuan kalian yang ajaib. sekarang saya mau nulis tentang memori kita yang tak terlupakan teman. (hiks hiks, sambil nangis ya bacanya biar dramatis!!).
kita semua dipasangkan tanpa tau asal-muasal, ga kenal sebelumnya, ga tau nama bapak-ibunya (lagian buat apa juga), ga tau hobinya apa, ga tau ukuran celananya berapa. kita bener-bener ga kenal satu sama lain. sampai kita tiba di Peusing.
ditempatkan di gedung PKK buat anak laki-laki yang udah kayak pengungsi bencana alam. tidur menyarden (itu loh posisi tidur berbaris merapat kayak ikan sarden). yang perempuan di gudang di depan rumah pak Sekdes, mereka menyebutnya 'Green House'. lebih tepatnya sih kayak kandang sapi dicat ijo dengan wallpaper 'tanda bekas air merembes'.
para pengungsi yang sedang berbincang soal nasip
saat di kandang sapi alias 'Green House'
buat saya pribadi, saya belum pernah berkenalan secara langsung dan cuma menyebut nama mereka dari kesan pertama yang saya tangkap (edan, apa kali?), kecuali para anak cowo yang duduk di belakang waktu keberangkatan pake bis. misalnya, si Nurul yang saya panggil 'Catot' karena memang punya cacat otak yang menyebabkan 'brain lag' terberat dalam sejarah manusia alias telat mikir dan kadang ga nyambung. si Astrid Marieska yang saya panggil 'Poco-poco', karena dia tiba-tiba jadi hobi joget poco-poco setelah kalah main 'truth or dare'. atau si Argita Julianty terpaksa saya panggil 'Buri-buri Zaemon', yang perawakannya menyerupai salah satu tokoh dalam komik sinchan. putih, bulet, idung juga bulet, tembem aka cabi (macam babi, hahahaa), pokoknya ngegemesin buat di panggang (lho?).
banyak kejadian yang tak terlupakan selama KKN di Peusing. kenangan yang lucu, yang sedih, yang cinta-cintaan, yang naksir-naksiran, yang benci-bencian, yang homo-homoan (ga tau siapa pelakunya, bukan saya), yang animalistic (yang ini Teddy paling tau). 'truth or dare', poker, ramal-ramalan pake kartu, nyiksa yang ulang taun (Rika, Gani, agan Nico, Widya), anak-anak cowok yang ngerendem baju di bak mandi, si Domba, Cibulan, Sangkan Hurip, Futsal tiap pagi, Futsal malem-malem disambung berendam air panas dan harus bolak-balik buat jemput-antar anak cewe yang pengen ikut, mistik (si Gilang), ngajar ITUS, ngajar SD (Alvina, Aep, i miss you guys), ditindih para laki-laki impoten (Rully banting saya, terus dengan tidak berdosa menindih saya dan diikuti para impoten lain), jalan-jalan sore ke sawah orang, Aas ngusruk ke dalem selokan, tragedi tartil (Angel, Fani, Erdi), dan masih banyak lagi. tapi yang terakhir yang semua anak cowok tau; wecing (Teddy).
salah satu contoh bentuk penganiayaan terhadap yang ulang taun
berpose bersama korban
kita belajar banyak hal. belajar mengenal tabiat orang yang baru dikenal, belajar bekerja dengan tim, belajar sambil belajar.
ga ada sedikit pun beban kewajiban masuk kelas dan melihat dosen yang membosankan, we really had fun. ga ada 'aduh gw belom ngerjain tugas buat besok nih', ga ada 'wah utang ke Atep belom gw bayar'.
makan sehari-hari buat anak cowok ada papa Dico yang ke-Padang-an-nya wajib dipertanyakan, masa' iya Padang ga doyan pedes. Dico si Paco yang juga sedikit pedhophil bersedia dengan sepenuh hati masak untuk kami para pria. ada juga Topel, cowok oriental yang cenderung bertampang 'Down Syndrome' ini juga jago masak. mereka berdualah yang memberi kami makan, maksudnya yang masakin.
oriental yang cenderung berwajah 'Down Syndrome'
semua memori yang terekam ga pernah mati, selalu ada yang bisa kita kenang sebagai keluarga baru di desa orang, sebagai teman di luar kelas kampus. sebagai sahabat, sebagai partner kerja, sebagai kakak-adik, sebagai pasangan homo, sebagai psikolog dadakan alias temen curhat, sebagai apapun juga. kalian terkenang.
foto saat hari terakhir (DILARANG PAKE SENDAL JEPIT!!!)
sekian dulu buat postingan kali ini. nanti bakal saya bahas tentang para anggota genk tersebut. para tersangka yang udah bikin saya betah dalam menjalani tugas berat dari dosen pembimbing kita yang baik hati (BUAKALLEEE!!!). terima kasih untuk kalian yang sudah mau menjadi partner saya. terima kasih.
woooooohooooooo!! agan riki!! maneh blogger oge?? maen2 lah kita brarteeeeeee...
BalasHapusiseng2. dari pada ga ada kerjaan di kosan mending gw ngetik2. kan ga YMan. akowakowokaw...
BalasHapusoee...aing baru ngeuh ada poto aing lagi dibully2...kamprett kon
BalasHapuswhuahahaha..
BalasHapussorry gan, biar lebih oke!!
kkn aing menarik ko.
BalasHapuspantas untuk di publikasikan lagilah,wkwkwkwk!!
kkn willy menarik sekali pastinya
BalasHapusmenarik banget gan..
BalasHapusbersama-sama yudha sang jendral..
gimana ga bangga si willy??